Perbedaan Antara Pasar Uang dan Pasar Modal
Di dunia investasi, pasar instrumen terbagi menjadi dua, yaitu pasar modal dan pasar uang. Meski terbilang mirip, keduanya berbeda dari berbagai segi, mulai dari mekanisme, lembaga pengawas, sampai instrumennya.
Pasar uang dan pasar modal adalah dua sarana investasi paling utama yang dapat dipilih investor. Di dunia investasi, pasar uang didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi antara investor dan perusahaan penerima modal (emiten) dengan uang sebagai obyek transaksinya. Dalam pasar uang, investor memberikan sejumlah uang pada emiten. Sebagai pertukaran, emiten juga berjanji akan mengembalikan uang tersebut plus bunganya dalam periode waktu tertentu. Sementara itu, pasar modal adalah tempat terjadinya pertukaran modal, di mana investor memberikan sejumlah uang kepada perusahaan emiten untuk diolah dalam aktivitas operasionalnya. Sebagai gantinya, investor akan mendapatkan persentase saham perusahaan.
7 Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal dari Berbagai Segi
• Dari Segi Instrumen
Bisa dibilang, perbedaan pasar uang dan pasar modal yang paling terlihat adalah dari segi instrumen atau produk investasinya. Karena obyek pertukarannya berbeda, maka instrumen investasi pasar modal dan pasar uang juga berbeda jauh. Instrumen pasar uang umumnya meliputi surat-surat utang, investasi real estate, dan deposito berjangka. Sedangkan instrumen pasar modal jauh lebih luas, mulai dari saham sampai reksadana.
• Dari Segi Jangka Waktu
Perbedaan pasar uang dan pasar modal berikutnya adalah dari segi jangka waktu investasi. Durasi investasi di pasar uang biasanya lebih pendek, maksimal beberapa bulan sampai 1 tahun (dalam kasus tertentu, bisa sampai 2 tahun. Misalnya Saving Bond Ritel-nya pemerintah). Sementara itu, jangka waktu investasi pasar modal biasanya lebih fleksibel, mulai dari beberapa bulan sampai puluhan tahun, sesuai keinginan investor atau umur perusahaan emiten.
• Dari Segi Tujuan Investasi
Faktanya, investor pasar modal biasanya punya motif investasi yang lebih beragam, mulai dari jadi pemilik saham, mendapat dividen rutin, atau memperoleh profit dari proses jual beli saham. Pendeknya, tujuan para investor pasar modal biasanya memperbesar kekayaan dengan terus menerus (generating wealth). Sebaliknya, para investor pasar uang cenderung mengambil posisi “aman”. Mereka membeli instrumen pasar uang untuk menjaga kekayaan (maintaining wealth), dengan return yang sudah disepakati di awal.
• Dari Segi Mekanisme Pasar
Perbedaan pasar uang dan pasar modal keempat adalah dari segi cara kerja pasarnya. Faktanya, mekanisme pasar modal jauh lebih kompleks daripada pasar uang. Sebelum menerima bantuan pendanaan, pihak perusahaan emiten biasanya harus menghubungi lembaga penjamin efek (underwriter) terlebih dulu. Setelah itu, proses penawaran saham biasanya harus melalui uji kelayakan sebelum bisa dilepaskan di pasar modal. Sementara itu, mekanisme pasar uang jauh lebih mudah, karena tidak perlu melalui banyak tahap. Selama investor sepakat dengan penawaran emiten sertifikat, maka transaksi langsung bisa dilakukan.
• Dari Segi Likuiditas
Dari segi likuiditas, investasi pasar uang lebih mudah cair daripada di pasar modal. Biasanya setelah berinvestasi di pasar modal, seorang investor akan mendapat lembaran saham atau “lot” sebagai bukti kepemilikannya atas perusahaan tertentu. Jika sudah membeli lot saham, investor tidak dapat mengajukan refund ke pihak perusahaan. Satu-satunya cara mendapatkan refund uang untuk lot saham adalah dengan menjualnya ke investor lain.
Beda halnya dengan likuiditas pasar uang. Saat membeli obligasi atau sertifikat berharga dari pihak emiten, investor memiliki hak tagih (redemption) pada emiten tempatnya berinvestasi. Jika sudah melewati batas waktu tertentu, investor pasar uang bisa meminta kembali dana investasinya pada emiten dengan tambahan bunga tertentu.
• Dari Segi Otoritas Tertinggi
Perbedaan pasar uang dan pasar modal berikutnya adalah dari segi otoritas tertingginya. Meski sama-sama dinaungi BEI dan diawasi OJK, pasar modal dan pasar uang memiliki otoritas pengambil keputusan berbeda. Otoritas tertinggi pasar uang adalah Bank Indonesia (BI), sedangkan otoritas tertinggi pasar modal adalah Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI).
• Dari Segi Risiko
Perbedaan pasar uang dan pasar modal yang terakhir adalah dari segi risiko. Karena profitabilitasnya yang lebih pasti, pasar uang memiliki tingkat risiko lebih rendah. Oleh sebab itu, pasar uang adalah jenis investasi paling sesuai bagi investor dengan profil risk averse. Sebaliknya, pasar modal punya risiko tinggi, karena profitabilitasnya sangat mudah berubah-ubah mengikuti gejolak ekonomi pasar.
Contoh Instrumen Pasar Uang
1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Pihak pemerintah mengeluarkan instrumen pasar uang adalah berupa Sertifikat Bank Indonesia (BSI). Surat utang yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dalam jangka waktu 1-3 bulan menggunakan sistem diskonto dan imbal hasilnya berupa bunga. Anda yang berinvestasi dalam instrumen ini tidak sekedar mendapat profit saja. Namun turut membantu Bank Indonesia dalam mengontrol nilai rupiah agar tetap stabil. Karena penjualan SBI mengakibatkan peredaran uang menurun.
2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Surat Berharga Pasar Uang adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh bank sebagai surat pelunasan utang atas persetujuan (tanda tangan) nasabah. Proses penerbitan instrumen ini melibatkan Bank Indonesia, bank umum atau lembaga keuangan lainnya yang menerapkan sistem diskonto.
3. Call Money
Call money merupakan instrumen pasar uang yang berfungsi untuk mengalihkan sementara kelebihan uang jangka pendek dari bank. Jatuh tempo call money sangat singkat hanya tujuh hari saja.
4. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito adalah surat berharga yang diterbitkan oleh bank dengan jumlah tertentu dan bisa dipindahtangankan. Instrumen ini sangat mudah diperjualbelikan karena surat atas tunjuk. Oleh sebab itu, instrumen yang mudah diperjualbelikan dalam pasar uang adalah sertifikat deposito.
5. Treasury Bills
Treasury Bills atau T-Bills merupakan instrumen pasar uang berupa penerbitan surat utang oleh pemerintah untuk dibuka kepada masyarakat luas dalam jangka waktu pendek. Instrumen ini seringkali disebut sebagai surat obligasi pemerintah.
6. Commercial Paper
Commercial Paper merupakan perdagangan inventaris atau biaya pengelolaan modal kerja dalam waktu pendek. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai pilihan pengusaha untuk mendapatkan tambahan modal. Oleh karena itu, instrumen pasar uang adalah commercial paper.
7. Banker’s Acceptance
Banker’s Acceptance merupakan instrumen pasar uang sebagai solusi atas permasalahan gagal bayar dari perdagangan luar negeri seperti ekspor atau impor. Bentuk Banker’s Acceptance semacam wesel berjangka dilegalkan dengan cap accepted.
8. Instrumen Pasar Uang Syariah
Terakhir instrumen pasar uang adalah surat berharga bersifat syariah. Ada beragam pilihan pasar uang syariah antara lain Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS, Repurchase Agreement (Repo) SBSN, Repurchase Agreement (Repo) SBIS, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Instrumen Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS), dan surat berharga lain yang mudah dicairkan.
Contoh Instrumen Pasar Modal
1. Saham
Saham memang menjadi instrumen pasar modal yang paling populer di Indonesia mengingat returnnya yang menggiurkan. Menurut pengertiannya, saham adalah bentuk kepemilikan dari sebuah perusahaan.
Jadi, kalau kita punya 1 lembar saham dari perusahaan tertentu, itu artinya kita merupakan salah satu pemilik dari perusahaan tersebut. Lebih detailnya, ketika kita memiliki saham, maka kita bisa memiliki hak atas pendapatan perusahaan, hak atas aset dari perusahaan, dan juga kita berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2. Surat Utang (Obligasi)
Selain saham yang terdapat di instrumen pasar modal, ternyata surat utang atau obligasi juga merupakan salah satu instrumen yang bisa diperjualbelikan di pasar modal. Menurut Bursa Efek Indonesia, obligasi adalah surat utang jangka menengah panjang yang dapat dipindahtangankan.
Obligasi ini sendiri bisa dibagi menjadi dua, yaitu bersifat utang dan juga sukuk. Selain itu, obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga atau kupon pada periode tertentu. Kemudian, perusahaan akan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi.
Obligasi yang paling terkenal memang obligasi Pemerintah, seperti ORI, SBR, SR dan ST. Tetapi, perusahaan juga diperbolehkan untuk menerbitkan obligasi-nya sendiri.
3. Reksa Dana
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Reksa dana ini menjadi salah satu instrumen investasi yang paling banyak digunakan para investor pemula karena lebih aman dan sudah diatur oleh ahlinya. Modal yang dibutuhkan pun cukup minim. Bahkan, jika berinvestasi di ONE Mobile, kita bisa berinvestasi sebesar Rp 20.000 per hari untuk reksa dana. Selain itu, investasi di reksa dana ini, investasi kita sudah didiversifikasikan.
Lalu apa saja hal yang termasuk dalam portfolio efek?
Dalam produk reksa dana, portofolio efek atau portofolio investasi yang sering digunakan adalah saham, obligasi dan juga pasar uang. Kemudian portfolio efek akan diatur oleh manajer investasi untuk menentukan komposisi yang tepat dengan beberapa persyaratan tertentu.
4. Exchange Trade Fund
ETF ini merupakan salah satu jenis reksa dana. Dari Bursa Efek Indonesia, ETF adalah produk reksa dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif dimana unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek. Biasanya, ETF ini merupakan kumpulan dari saham-saham yang berada di dalam satu index. Misalnya kamu ingin berinvestasi di semua efek LQ45, ETF ini memiliki produk yang dimana portofolio investasinya merupakan perusahaan indeks LQ45.
5. Derivatif
Menurut Bursa Efek Indonesia, derivatif ini merupakan kontrak finansial antara dua atau lebih pihak, dimana fungsinya untuk memenuhi janji untuk membeli atau menjual aset maupun komoditas. Dimana aset maupun komoditas ini dijadikan sebagai objek yang diperdagangkan pada waktu dan harga yang merupakan kesepakatan bersama antara pihak penjual dan pembeli. Instrumen derivatif ini biasanya digunakan sebagai hedging, atau untuk melindungi nilai atas portofolio yang mereka miliki. Mengingat, investasi sendiri pasti memiliki risiko, salah satu cara untuk meminimalisir risiko tersebut adalah dengan memiliki derivatif.
Hubungan pasar uang dan pasar modal di Indonesia sangatlah erat, karena keduanya sering dikolaborasikan saat pemerintah menggaungkan budaya investasi ke masyarakat. Oleh sebab itu, kalau ditanya mana yang lebih baik antara pasar uang atau pasar modal, jawabannya cukup sulit karena keduanya punya keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pasar uang baik untuk orang-orang penyuka stabilitas dan kepastian, sedangkan pasar modal bagus bagi penyuka tantangan dan risiko.
Sumber :
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/27/pasar-uang-dan-pasar-modal
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/02/pasar-uang-adalah
https://ruangmenyala.com/article/read/instrumen-pasar-modal-pengertian-contoh-dan-jenisnya
Komentar
Posting Komentar